Minggu, 16 Mei 2010

Pembuktian Ilmiah Keaslian Al Qur'an dalam Novel Bumi Cinta

Pembuktian Ilmiah Keaslian Al Qur'an dalam Novel Bumi Cinta halaman 438-440

Menurut Dr. Keith Moore, ilmuwan Embriologi Amerika, penggambaran tentang Fetus, yaitu embrio yang telah berkembang di dalam uterus atau peranakan, baru muncul pertama kali pada abad ke-15 oleh Leonardo da Vinci. Memang jauh sebelumnya yaitu pada abad ke -2, Galen pernah menggambarkan plasenta d an selaput-selaput janin dalam buku" On The Formation of Foetus. Tetapi itu jauh berbeda dengan diuraikan pada abad ke-7. Ketika itu para ahli medis sudah tahu bahwa embrio manusia berkembang di dalam uterus, hanya saja tak seorangpun yang mengetahui perkembangan itu berlangsung secara bertahap. Bahkan pada abad ke-15 pun belum didiskusikan, apalagi digambarkan. Setelah mikroskop ditemukan oleh Leewenhook pada abad ke-16, barulah penjelasan tentang tahapan permulaan embrio ayam diselidiki para ahli.

Pengetahuan tentang penahapan embrio manusia dan bentuknya setiap tahap tidak terbayangkan hingga abad ke-20 ketika Streeter (1941) dan O'Rahilly (1972) mengembangkan sistem penahapan yang pertama kali. Apalagi tentang tiga lipat kegelapan yang ternyata maksudnya adalah tiga lapisan, yaitu, lapisan dinding perut, dinding rahim, dan selaput janin.

Al Qur'an menjelaskan dalam QS Al Mukminun: 13-14 : Kemudian Kami menjadikan air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan alaqah (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, pencipta yang paling baik.

Dr. Keith Moore mengatakan' Apa yang tercantum dalam Al Qur'an itu sungguh tidak mungkin terjangkau oleh pengetahuan medis pada abad ke-7 Masehi ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam. Ini suatu mukjizat.

Bisakah kita membayangkan saat itu Muhammad sudah memiliki pengetahuan sedemikian dasyat tentang bentuk janin, lalu menuliskannya dalam sebuah buku. Padahal saat itu belum ditemukan mikroskop dan lensa. Kita tidak akan bisa membayangkan. Karenanya pengetahuan tentang embrio manusia yang dijelaskan dalam Al Qur'an tidak mungkin bersumber dari akal manusia. Jelas itu adalah pengetahuan dari Tuhan, wahyu itu dari Allah, Tuhan seru sekalian alam, Yang Maha Mengetahuisegala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar